Saturday, December 10, 2011

Kutu dalam Kotak Korek Api..


Pernah mendengar bidal ini? “Bergaul dengan penjual minyak wangi maka akan ketularan wangi” atau “Bermain api akan terbakar nanti”. Inti pepatah itu mengajarkan betapa lingkungan amat berpengaruh pada diri kita. 
Sebuah kesuksesan hidup sangat mungkin dipengaruhi juga oleh lingkungan kita.
Lingkungan yang baik akan membantu mengantarkan kita menjadi orang sukses. Sebaliknya, lingkungan yang tak tepat akan menghambat kemajuan.

Katakanlah dalam upaya meraih kesuksesan kita sudah mengikuti pelatihan berkualitas dan berkeinginan kuat untuk berubah. Tapi bila lingkungan tak mendukung, hasil pelatihan dan keinginan kuat itu akan menjadi sia-sia. Pembuktiannya bisa dilakukan dengan cara sederhana. Lakukan percobaan ini. Ambil seekor kutu anjing dan masukkan ke dalam sebuah kotak korek api kosong dan biarkan selama satu hingga dua pekan. Setelah itu keluarkan kutu itu. Apa yang terjadi? Kutu itu hanya mampu melompat tinggi setinggi kotak korek api saja! Padahal, seekor kutu anjing mampu melompat setidaknya 300 kali lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi tubuhnya.

Mengapa begitu? Saat si kutu berada di dalam kotak, dia mencoba melompat tinggi. Tapi karena ia berada di dalam ruangan yang sempit, ia selalu terbentur setiap kali melakukan lompatan. Si kutu selalu mencoba dan mencoba melompat, tapi selalu terbentur. Karena selalu gagal ia mulai ragu dengan kemampuannya sendiri.

Karena terkondisikan dengan lingkungan yang baru, di mulai berpikir, “Sepertinya kemampuan saya memang hanya segini”. Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi dinding kotak korek api. Aman. Ketika sang kutu dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatannya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu hidup dengan persepsi seperti itu hingga akhir hayatnya.
Kutu anjing itu telah dibatasi oleh lingkungannya. Padahal sebenarnya sang kutu memiliki kemampuan loncat jauh melebihi kotak korek api. Kemampuan sesungguhnya tidak muncul karena dibatasi pengalaman hidup di dalam kotak korek api.

Kotak korek api juga bisa menjelma dalam kehidupan kita. Siapa mereka?; pimpinan kita, rekan kerja, gaji kita dan lain sebagainya. Pimpinan bisa menjadi kotak korek api ketika ia selalu menghambat karir kita. Ia juga bisa menghambat kita dengan kata-kata “kemampuan kamu nggak bakal mampu melebihi kemampuan saya”.

Rekan kerja juga bisa menjadi kotak korek api. Mungkin suatu saat rekan kerja kita mengatakan “sudah nggak usah ngoyo, nasib kita nggak bakal berubah”. Gaji juga bisa menjadi kotak korek api ketika kita berpikir bahwa pekerjaan yang kita lakukan hanya senilai dengan yang tertulis di slip gaji. Kita tak mau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menantang karena merasa bahwa gaji yang telah kita terima amatlah kecil.
Semoga anda tidak hidup seperti kutu anjing, yang hingga akhir hayatnya tidak mengetahui potensi sesungguhnya yang ia miliki.©

Disadur dari Buku "Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia", Jamil Azzaini - Inspirator SuksesMulia.

Apa pendapat kamu...??